Friday, 20 May 2011

Tips naik motor di Jakarta

Hidup di Jakarta adalah suatu pilihan demi untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di ibukota Indonesia tercinta. Kota sejuta impian yang mempunyai kehidupan keras. Tak terkecuali dengan kehidupan di jalan raya. Berkendara di jalanan kota Jakarta yang terkenal dengan kepadatan dan kemacetannya membuat orang yang baru datang ke Jakarta berfikir berkali-kali sebelum memutuskan menggunakan kendaraan terlebih sepeda motor.

Sepeda motor adalah pilihan yang paling murah selain lebih cepat karena bisa bermanufer lebih bebas, kenyataannya sepeda motor pun harus bemacet-macet ria walaupun sudah mencari cari celah namun jalan yang terbatas dan membludaknya pengendara membanjiri jalan hingga trotroar sekalipun. Mencari jalan tikus pun hampir sama saja, karena jalan-jalan tersebut juga sudah diketahui oleh pengendara lain sehingga meski lebih lancar daripada jalan utama namun jalan tersebut umumnya sempit karena harus melaui perumahan-perumahan penduduk. Memakai jalur lain mungkin sudah biasa bagi pengendara di Jakarta walaupun mengundang sejumlah resiko karena berlawanan dengan kendaraan lain dari arah sebelah.

Kepadatan dan resiko ketika berkendara benar-benar harus diantisipasi oleh pengendara sepeda motor. Perlengkapan wajib seperti helm full face, sepatu, celana jeans, jacket hingga masker untuk mengurangi polusi udara yang masuk ke hidung harus disiapkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Motor pun harus fit dan dicek rutin ke bengkel agar tidak mogok dijalan, apabila mogok di jalan bisa dipastikan ketika kita mendorong kendaraan maka akan memakan atau mengganggu jalur pengendara sepeda motor yang lain, klakson dan makian pun harus siap diterima.

Kelengkapan sepeda motor pun menjadi wajib apabila tak mau di semprit oleh pak Polisi. Spion sepeda motor asli dari pabrik sebaiknya diganti dengan spion dengan ukuran lebih kecil namun berfungsi baik untuk menjaga ketika melakukan aksi salip di antara mobil-mobil karena apabila memakai spion asli pabrik yang besar kemungkinan untuk menyenggol spion mobil akan lebih banyak.

Tak Cuma kemacetan, kadang-kadang pengendara sepeda motor pun dibuat kesal karena ban sepeda motor kempes yang disebabkan karena ranjau paku yang sengaja disebar oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab, duit seratus ribu di kantong pun minimal harus kita siapkan untuk keadaan darurat seperti ini. Polisi pun berkali-kali menyisir titik-titik rawan ranjau paku dengan magnet yang hasilnya mereka bisa menemukan berkilo-kilo paku.

Di tengah intrastructur yang belum memadai, penggunaan sepeda motor memang lebih efisien dan lebih cepat namun perlu diperhatikan beberapa tips diatas agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti kecelakaan karena angka kecelakaan sepeda motor adalah penyumbang tertinggi di Jakarta.

Untuk jalur sepeda motor sebaiknya tidak menggunakan trotoar agar tidak mengganggu pejalan kaki. Jembatan penyeberangan pun seringkali dijadikan jalan pintas menuju seberang karena putaran balik di Jakarta umumnya jauh, namun hal ini bisa merugikan pengguna jembatan penyeberangan. Jalur bus-way yang menjadi jalan pribadi bus-trans jakarta sangat berbahaya bagi pengguna sepeda motor, sudah banyak korban kecelakaan karena bertabrakan dengan bus trans Jakarta jadi sebaiknya hindari jalur ini. Memakai jalur sebelah yang berbeda arah pun mengancam bukan hanya nyawa kita namun juga nawa pengendara lain. Menelpon atau SMS bisa membuat konsentrasi berkendaya buyar dan keseimbangan berkendara pun jadi tidak stabil karena menggunakan satu tangan saja.

Jadi, berkendaralah yang aman demi keselamatan bersama karena kita ditunggu oleh keluarga tercinta dirumah….Safety First

Hati-hati ya, jangan tiru foto-foto dibawah ini...berbahaya :
memotong jalan

tanpa helm dan melebihi kapasitas

menaiki motor memakai celana pendek

Penumapng melebihi kapasitas juga barang

berkendara menaiki trotoar

Tanpa helm dan belum cukup umur

Berkendara sambil SMS