Saturday, 16 July 2011

Kapan klub Eropa mengunjungi Indonesia ?


Sepakbola merupakan salah satu cabang yang paling digemari di Indonesia selain bulutangkis. Suporter di Indonesia merupakan salah satu supporter yang paling fanatik di Dunia. Kemanapun tim nasional bertanding, atribut merah putih kebanggan bangsa Indonesia pasti berkibar meskipun masih sepi secara prestasi. Antusias penonton bisa kita lihat ketika tim nasional bertanding di AFC cup yang digelar di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus juta dan fanatiknya suporter sepakbola di Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat besar. Ini terbukti ketika pergelaran liga super Indonesia yang selalu dibanjiri oleh penonton meski level permainan liga masih belum menunjukkan adanya peningkatan kualitas.

Sepakbola Eropa merupakan rujukan bagi pemain-pemain sepakbola, disana pemain terbaik di dunia bermain. Liga Eropa merupakan liga terbaik di dunia yang mampu menghasilkan pendapatan luar biasa bagi setiap individu yang terlibat didalamnya. Media elektronik pun ramai menyajikan pergelaran liga Eropa secara langsung. Sudah sejak lama ketika liga Italia masih berkibar sebagai liga nomer wahid, dan kini liga Inggris dan liga Spanyol merupakan liga yang paling banyak ditonton oleh pecinta bola dari seluruh dunia karena dari dua liga tersebutlah para pemain kelas dunia bermain.

Di masa libur kompetisi liga seperti sekarang ini, klub-klub sepakbola Eropa pun mulai melakukan promosi dengan melakukan pertandingan persahabatan keliling Asia. Klub-klub liga primer Inggris pun setiap tahun selalu menyapa penggemarnya di Asia dengan melakukan tur yang digagas oleh sponsor masing-masing. Manchester United, Liverpool, Arsenal dan Chelsea merupakan klub yang rajin berkunjung setiap tahun.

Jepang, Korea, China, Singapura, Malaysia dan Thailand hampir setiap tahun mereka kunjungi. Lalu bagaimana dengan Indonesia ? alasan kemanan mungkin masih menjadi halangan bagi klub tersebut untuk berkunjung ke Indonesia. Tahun 2009 kedatangan Manchester United ke Indonesia yang hanya tinggal menuju jam saja tiba di Indonesia langsung dibatalkan karena terjadi tragedi pengeboman di hotel dimana pemain Manchester United tinggal. Sontak saja peristiwa itu langsung membuat klub-klub dari Eropa belum lagi melirik Indonesia untuk dikunjungi, padahal dengan jumlah penduduk yang besar dan fanatiknya suporter kita Indonesia merupakan market yang patut dilirik.

Rasanya sangat iri ketika membaca berita di bulan ini ketika tim Malaysia bertanding melawan Arsenal dan Liverpool di stadion Bukit Jalil. Pangsa pasar di Malaysia sebenarnya masih jauh bila dibanding dengan Indonesia namun entah mengapa klub eropa enggan mampir ke Negara kita. Ketika Liverpool tampil di Malaysia pun ratusan penggemar fanatic dari Indonesia harus rela terbang ke sana hanya karena Liverpool tak mampir ke Indonesia. Tengok saja ketika pemain-pemain sepakbola seperti Cesc Fabregas dan terakhir Rio Ferdinand yang datang sendirian tanpa tim, sambutan dari suporter dan head-line di berita pun sangat meriah.

Kedatangan klub-klub dari Eropa bukan saja hanya sebagai hiburan bagi pecinta sepakbola Indonesia yang hanya bisa menyaksikan skil bermain sepakbola dari Televisi, tetapi sikap professional dan mental bertanding juga bisa ditularkan ketika tim nasional kita bertanding. Kita sudah merindukan kedatangan tim tangguh sejak tim nasional Uruguay beberapa waktu lalu datang dan diharapkan akan meyakinkan jika Negara kita aman. Kejutan ketika beberapa puluh tahun lampau klub lokal Niac Mitra Surabaya mampu memepercundangi Arsenal dengan skor 2-0 pun seakan masih menjadi cerita tersendiri.