Wednesday, 18 May 2011

Kemacetan Berantai di Jalur Pantura

Jalur Pantura, merupakan singkatan dari pantai utara. Jalur ini terbentang dari merak hingga banyuwangi yang melewati lima propinsi yaitu Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menjadi urat nadi transportasi di jawa yang setiap hari dilintasi oleh bus pengangkut penumpang maupun truck pengangkut barang kebutuhan pokok. Jalur pantura saat ini adalah jalur terpadat di Indonesia, kemacetan pun menjadi hal yang biasa di jalur ini apalagi di saat hari libur nasional maupun lebaran yang menjadi puncak kepadatan tertinggi jalur ini. Kemacetan tersebut berdampak pada kerugian yang tidak sedikit, mulai dari materi karena terbuangnya bahan bakar, butuh waktu istirahat yang lama yang terpaksa pengemudi menguras kantong untuk menambah bekal, belum lagi kerugian polusi karena hasil pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan yang terjebak di kemacetan. Lebaran tahun 2012 sudah tinggal tiga bulan lagi, namun perbaikan jalan yang masih berlubang sampai saat ini pun masih belum terlihat di jalur tersebut, terutama di jalur antara kudus hingga tuban perbatasan jawa timur dipastikan akan membuat kemacetan seperti di tahun-tahun sebelumnya. Silaturahmi dan tradisi yang sudah dimulai puluhan tahun lalu seakan menjadikan mudik melalui jalur pantura walaupun bermacet-macet ria menjadi hal yang ditunggu setiap tahun-nya dengan rasa yang berdebar.

Kemacetan yang biasa terjadi di pantura disebabkan antara lain karena jalur ini melewati kota-kota satelit yang terdapat pasar yang mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas karena kegiatan di pasar. Ketidak tertiban dan ketidaksabaran pengguna jalan juga menambah ruwetnya kemacetan karena menjadi simpul-simpul baru kemacetan. 
Banjir yang sering terjadi di beberapa kota di pantura juga sering menjadikan kemacetan yang panjang di jalur ini, sungai yang mengalir di sekitar jalur pantura membuat rawan terkena banjir, selain drainase yang kurang memadai. Apalagi ketika musim hujan bisa dipastikan kemacetan akan menjadi langganan para pengendara di jalur pantura.
Akibat dari banjir bukan hanya kerugian pada masyarakat yang tekena banjir namun banjir juga berimbas pada kerusakan jalan karena terkelupasnya asapl yang terkena banjir selain tonase dari kendaraan yang melewati jalur pantura yang melebihi kekuatan dari design jalan tersebut.

Perbaikan jalan yang rusak juga membuat lalu lintas sangat terganggu, mulai dari ditutupnya salah satu jalan hingga pengalihan arus lalu lintas seolah-olah menjadi keseharian para pengendara yang melewati jalur antar propinsi ini.